“Apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Seorang gadis duduk di tepi sebuah danau
yang tenang. Matanya tampak berkaca-kaca menahan perasaan yang terkekang. Hatinya
kelam seperti langit malam yang tak berbintang.
“Kenapa kau tak pernah mau berubah?” Gadis
itu menuntut dengan gelisah. Air matanya mulai membuat pipinya basah. Sementara
yang diajaknya bicara hanya diam seakan tak bersalah.
Padahal tadi gadis itu sudah sengaja pergi
mengendap-endap dari rumah. Ia tahu betul bahwa ibunya akan memberi larangan
keras. Nanti saat pulang, ia harus siap mendengar seribu petuah. Tapi sekarang
yang terpenting adalah menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.
Gadis itu menghela napas panjang. Di bawah langit malam ini, ia akan
melakukannya sekali lagi. Semoga saja usahanya itu berarti. Dan ia tidak akan
merasa sia-sia sudah menanti. Perlahan ia mencondongkan tubuh lalu mengecup
sang kekasih hati penuh rasa sayang.
Tapi balasan dari sang kekasih hati
sungguh menyakitkan. Sang kekasih hati malah bergidik lalu menguak dengan suara
parau. Sedetik kemudian kekasih hati
gadis itu sudah melompat ke dalam danau dengan tubuhnya yang hijau. Kini gadis
itu ditinggal sendirian dalam keheningan.
Gadis itu tersenyum pahit merasa kecewa. Pipinya
terus dibasahi air mata. Tubuhnya kembali terasa lemas tak berdaya. Sepertinya
ia harus kembali menginap di rumah sakit karena wabah salmonela. Ibunya pasti
murka atas tindakan bodoh yang dilakukannya. Sementara katak yang dicintainya
tak pernah berubah menjadi pangeran impiannya. Berapa kali pun ia mengecupnya
penuh cinta.
keren .... Endingnya gak bisa ditebak. Aku sampe kaget. :v
BalasHapusTerima kasih, mbak Anisa Ae. jadi senyum-senyum sendiri :)
HapusMohon kritik dan sarannya :D