“Banyak orang membangun dinding bukannya jembatan. Itulah kenapa banyak orang yang egois dan tidak bisa menerima kehadiran orang lain dalam hidupnya.”
Kata-kata itu terngiang di telingaku
sederas hujan yang mengguyur bumi malam ini. Mataku menatap nyalang ke atas
permukaan air di bawah sana. Air yang mengalir tenang tanpa riak berarti. Itu
seperti mengingatkanku pada seorang gadis dengan wajah bersih dari ekspresi. Sehingga
tidak seorang pun mengerti isi hatinya.
Termasuk aku.
Bisa dikatakan, aku adalah satu-satunya
orang yang dekat dengan gadis itu. Ia bersedia membuka hatinya untukku. Ia
mempercayakan rahasia-rahasia kecilnya di tanganku. Ia juga yang mendatangiku ketika
beban berat sedang menghimpit perasaannya.
Aku melemparkan sebuket bunga mawar putih
kesukaan gadis itu ke sungai. Riak-riak kecil berlompatan sebelum arus membawa
pergi buket itu dari pandanganku. Bayangan wajahnya muncul di permukaan air
yang dihantam tetes air hujan.
Selama ini, aku mengira sudah menjadi
orang yang penting baginya. Aku mengira aku adalah orang terdekatnya. Aku mengira
aku adalah orang yang paling bisa mengerti dirinya.
Tapi aku salah.
Sedikit pun aku tidak bisa membaca pikiran
gadis itu. Di balik ekspresinya yang tidak terbaca ternyata menyimpan banyak
kesedihan di sudut hatinya yang kelam. Aku benar-benar tidak menyangka. Hingga aku
terkejut luar biasa saat melihatnya melompat terjun dari jembatan ini. Satu
tahun yang lalu tepat di hari ini.
Aku hanya bisa terpaku saat itu.
Membiarkan tubuhnya hanyut dibawa arus sungai hingga gelombang kesedihan
menenggelamkan ia sepenuhnya. Dan sejak saat itu ia tidak pernah muncul ke
permukaan.
Kakiku memanjat kisi-kisi jembatan yang
kokoh lalu melompat bebas ke arah sungai. Karena aku tidak akan bisa memahami
kesedihannya jika tidak merasakan sendiri apa yang dirasakannya.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti
program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter
@nulisbuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D