"Kau begitu cantik."
Gadis itu tersenyum miris menatap saingannya yang seolah mentertawakannya. Gadis itu terduduk lemah di ujung ranjangnya. Hatinya terasa pilu. Matanya berkaca-kaca. Jantungnya berdegup kencang, seolah hendak keluar dari tenggorokanya.
"Apa kau senang sekarang? Dia sudah menjadi milikmu. Kau telah berhasil membuatnya meninggalkanku." Air mata mengalir membasahi wajahnya yang tirus. Lingkaran hitam terlihat jelas di wajahnya yang pucat.
Ini sudah seminggu sejak lelaki itu meninggalkannya. Mestinya, hari ini ia berada di altar, mengucap janji suci sehidup semati. Sayang, lelaki itu mengkhianatinya.
Ia menghela nafas panjang lewat mulutnya. Melepaskan beban yang begitu berat dalam hatinya. Namun air mata tak berhenti mengalir dari mata cantiknya. Tangannya yang kurus mengusap pipinya. Kemudian dengan langkah malas ia mendekati jendela kamar.
"Aku tak rela. Aku akan merebutnya kembali darimu." Gadis itu berteriak meluapkan emosinya, menunjuk langit senja yang mulai menghitam.
"Aku akan menjemputmu sayang." Seulas senyum tersungging di wajah gadis itu. Kemudian ia melompat dari jendela kamarnya. Kepalanya menghantam sebuah batu besar yang akan mengantarnya menemui calon suaminya di surga. Calon suami yang meninggalkannya senja itu.
Flashfiction ini ditulis untuk mengikuti event Milad AE Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D