Rabu, 11 Maret 2015

Malam Panjang

Ia masih saja memutar gelasnya. Matanya nyalang menatap langit-langit bar yang seolah berputar-putar. Mungkin seumur hidupnya tak kan lagi ia akan menemukan gadis seperti Leah. Dengan rambut pirangnya yang tergerai indah, kulitnya yang seputih salju dan-

Sudahlah!

Gadis itu tak layak untuknya. Gadis itu telah mengkhianatinya demi orang lain. Harusnya ia tak perlu lagi meluangkan pikirannya untuk gadis yang bahkan tak memikirkannya sedikit pun.

Ponselnya berdering beberapa kali. Ia mengabaikannya dan terus menuang gelasnya dengan minuman keras. Teguk demi teguk membasahi tenggorokannya. Kemudian ia letakkan kembali gelas itu di atas meja. Suara ponselnya begitu mengganggu.

"Halo" Suara lelaki itu terdengar mabuk.

"Alex, besok kau harus menyerahkan berkas untuk proyek. Dan-" Alex menutup telponnya. Wanita itu lagi. Bosnya yang begitu cerewet. Ia mendengus kesal. Wanita, pekerjaan, semuanya benar-benar menyebalkan.

Ia kembali meneguk minuman dalam gelasnya.

"Hentikan ini Alex." Alex menyipitkan mata, memperhatikan wanita di hadapannya.

"Adeline?" Seulas senyum tersungging di bibir Alex. "Biarkan saja. Tak ada lagi orang yang peduli padaku." Ujar Alex melantur.

"Ada, dan itu aku."




Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D