Kau mungkin tidak menyadarinya. Sejak kau
melangkahkan kakimu keluar dari rumah, aku sudah mulai mengikutimu. Menghitung setiap
langkah yang kauambil. Mungkin aku seperti penguntit menjijikan. Tapi ini yang
ingin aku lakukan.
Melihatmu.
Dari jauh seperti sekarang atau dekat
seperti dulu. Tidak ada bedanya bagi diriku. Kau tetap sama. Tetap pada
keindahan abadi yang tidak lekang oleh waktu. Hanya saja tidak bisa lagu
kusentuh.
Perlahan kau mulai memasuki jalan setapak
yang biasa kita lalui bersama. Sebenarnya, kau ingin pergi ke mana? Tidakkah kau
ingat bahwa jalan setapak itu berbatu? Tidak jarang kau terluka karena
tersandung kerikil kecil di depan kakimu. Aku harus berada di sampingmu untuk
menangkap tubuhmu sebelum kau benar-benar terjatuh.
Lihat! Apa kubilang? Secepat mungkin aku
berusaha mendekat ke arahmu. Kenapa kau tidak mau mendengarku? Jika kau terus
berjalan terhuyung-huyung seperti itu maka tidak lama lagi kau akan terjatuh.
Oh— syukurlah. Kau lebih baik dalam keseimbangan
tubuhmu sekarang. Kali ini, kau mengejutkanku sekali lagi. Kenapa kau tiba-tiba
berlari seperti itu? Tunggu aku!
Tertatih-tatih aku berusaha
mengejarmu. Sebenarnya apa yang
kaupikirkan? Lihat sekarang aku kehilangan jejakmu. Mataku mengedar ke
sekeliling. Dan akhirnya ktemukan dirimu... di sana.
Perlahan aku mencoba mendekatimu yang
sedang duduk bersimpuh di atas tanah merah yang basah. Apa yang kaulakukan? Hatiku
mencelos seketika saat melihat setitik air mata mengalir di sudut matamu
diikuti butiran-butiran selanjutnya. Kenapa kau mendnagis dengan mata terpejam
dan tampak begitu khidmat?
Aku mengalihkan pandanganku ke sampingmu. Di
sana terdapat gundukan tanah dengan sebuah papan tertancap kuat. Di papan itu
tertulis barisan huruf. Aku mengernyitkan kening. Itu bukan puisi. Hanya tertulis
namaku, seperti aku mengenang namamu di hatiku.
Flash
Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di
Facebook dan Twitter @nulisbuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D