Kamis, 19 Februari 2015

Do you dare to dream?



Setiap malam, apakah kau selalu bisa terlelap begitu saja? Perlahan merasakan dirimu tersedot ke dalam sebuah lubang hitam. Hingga kesadaranmu juga ikut tertelan dan melemparkanmu ke sebuah dunia yang semu. Di mana kau melihat potongan-potongan adegan bermain dalam benakmu. Dan tanpa diduga, kau  akan menemukan dirimu sendiri terjebak dalam sesuatu yang tidak nyata.

Jika kau bisa tidur dengan nyenyak, maka menjauhlah dariku. Kau tidak akan mengerti rasanya tidak tidur. Beberapa orang mungkin mengenal kata insomnia. Saat di mana kau merasa lelah dan membutuhkan istirahat tapi tubuhmu tidak melakukannya dengan benar.


Tapi apa yang terjadi padaku benar-benar berbeda. Aku sendiri yang tidak ingin tidur. Setiap hari aku selalu mencegah diriku untuk tertidur bagaimanapun caranya. Entah itu dengan memakan cabai, meminum kopi, melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, atau apa sajalah yang penting aku tetap terjaga.

Rasa engganku untuk tidur bermula pada suatu malam dingin. Saat itu aku masih bisa terlelap setiap malam. Tapi sebuah mimpi buruk menetes dalam tidurku. Aku melihat diriku sedang berdiri di tepi sebuah jalan raya. Tiba-tiba aku melihat sebuah mobil yang sangat besar melaju cepat ke arahku. Sontak aku berteriak sekuat tenaga meminta diriku menyingkir.Tapi diriku yang di sana tetap bergeming. Hingga aku melihat mobil besar itu oleng dan menabrak sebuah besi panjang yang ditegakkan di atas tanah.

Aku terbangun dan langsung melompat berdiri di atas lantai kamarku yang dingin menusuk. Keringat dingin membanjiri sekujur tubuhku hingga piamaku kuyup. Mataku terbelalak lebar dan napasku terengah-engah tak bisa diatur.

Sekuat tenaga aku mencoba melupakan mimpi itu dan menganggapnya sebagai sekelumit penghias tidurku. Tapi aku gagal. Mimipi itu terus membayangiku sepanjang sisa malam. Hingga akhirnya cahaya kekuningan menembus jendela kamarku. Seolah memberitahuku bahwa pagi sudah menjelang.

Dengan langkah gontai, aku menuruni tangga menuju ruang makan di lantai satu. Saat itulah aku mendengar kedua orang tuaku tengah bercakap-cakap dengan ekspresi serius. Sayup-sayup aku mendengar  mereka menyebut nama salah seorang tetangga yang bekerja sebagai supir truk.

Entah mengapa, telingaku berkedut karena merasa tertarik dengan berita ini.

“Apa yang terjadi, Ayah?” tanyaku dengan perasaan takut sekaligus berani.

“Tetangga kita mengalami kecelakaan. Tadi pagi truk yang dikendarainya oleng dan menabrak tiang listrik di pinggir jalan.”

Angin dingin terasa menusuk di dalam relung dadaku. Kejadian yang baru saja diceritakan ayahku... sepertinya... aku pernah melihatnya. Tapi di mana? Tiba-tiba aku merasakan rahangku mengeras saat aku teringat pada mimpi buruk yang membuatku terjaga semalaman. Kenapa bisa seperti itu?

Malam itu, aku merasa kesulitan untuk memejamkan mataku. Sekelebat cuplikan mimpi itu seakan menyatu dengan cerita ayahku. Aku memeluk tubuhku sendiri yang gemetar. Hingga akhirnya aku tertidur malam itu.

Tentu saja aku kembali melihat mimpi yang lain malam itu. Aku merasakan kakiku yang telanjang sedang melangkah di atas kumpulan kerikil tajam. Tapi entah mengapa aku tidak merasakan sakit apapun. Kakiku terus melangkah tak tentu arah, membiarkan kerikil menggores kaki kecilku. Hingga aku tiba di sebuah bangunan bertingkat yang tampak aneh bagiku.

Gedung berwarna putih dan sangat tinggi menjulang ke langit. Di puncak gedung itu aku melihat sesuatu  yang besar berkobar hingga aku bisa merasakan hawa panas. Kobaran itu membuat gedung tersebut tampak seperti sebatang lilin raksasa. Hawa panas yang menyengat kulitku, membuatku terbangun lagi malam itu. benakku dipenuhi dengan segala macam kemungkinan mengerikan yang berhubungan dengan mimpiku.

Benar saja. Pembawa berita pagi itu menyampaikan sebuah peristiwa melalui layar televisi. Telah terjadi kebakaran yang melahap habis sebuah gedung apartemen dalam satu malam. Aku ternganga saat menonton berita itu. Cukup lama. Hingga sereal di mangkukku melebar karena menyerap banyak susu.

Mungkinkah aku diberi anugerah untuk bisa melihat masa depan? Bulu kudukku meremang dan sekujur tubuhku gemetar. Aku sama sekali tidak menginginkan kemampuan mengerikan seperti ini!

Tentu saja aku ketakutan dan mencoba mencari jalan keluar.

Tidur di malam hari merupakan latensi bagi sebagian orang. Dan aku ingin mengubah hal itu. aku mencoba untuk tidur di siang hari dan terjaga di malam hari.

Tapi mimpi-mimpi itu seperti tidak bisa meninggalkanku sekalipun aku tidur di siang hari. Aku terduduk dengan segala macam pikiran buruk yang menghantui. Matahari di luar sana begitu menyengat dan membuatku menyadari satu hal. Tidak ada tempat bagiku untuk lari. Mimpi-mimpi mengerikan itu akan terus berdatangan setiap kali aku membiarkan diriku terlelap.

Kau juga pasti pernah mengalaminya. Mimpi di mana seekor monster menyerangmu secara membabi buta. Sementara kakimu yang biasanya bisa melesat secepat kilat, terasa amat berat saat kau berada di alam mimpi. Sekali pun itu mimpimu sendiri.

Apa kau tidak pernah memperhatikan kolong tempat tidurmu? Mungkin saja monster mengerikan yang tadi malam hadir di mimpimu, sedang menunggumu di bawah sana. Cakar-cakarnya yang berkilauan siap mengoyak tubuhmu menjadi serpihan kecil saat kau asyik terlelap. Mungkin itu tidak akan terjadi malam ini. Tapi mungkin saja di malam selanjutnya kau tak akan bisa bersembunyi lagi.

Aku tahu jika suatu saat nanti aku pasti akan tidur. Dan saat itu tiba, aku tidak akan bermimpi lagi. Karena sekali aku menutup mata, itu berati untuk selamanya.
 
Dan jika kau tidur malam ini dan melihat mimpi, jangan pernah berjalan terlalu jauh. Jaga dirimu sendiri dari bayang-bayang mimpi yang menghantuimu dalam lelap. Atau  kau akan tersesat dan tidak akan pernah bisa kembali. Selamanya.

Jadi, apa kau masih berani untuk bermimpi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D