Setiap malam, apakah kau selalu bisa terlelap begitu saja? Perlahan merasakan dirimu tersedot ke dalam sebuah lubang hitam. Hingga kesadaranmu juga ikut tertelan dan melemparkanmu ke sebuah dunia yang semu. Di mana kau melihat potongan-potongan adegan bermain dalam benakmu. Dan tanpa diduga, kau akan menemukan dirimu sendiri terjebak dalam sesuatu yang tidak nyata.
Jika kau bisa tidur dengan nyenyak, maka
menjauhlah dariku. Kau tidak akan mengerti rasanya tidak tidur. Beberapa orang
mungkin mengenal kata insomnia. Saat di mana kau merasa lelah dan membutuhkan
istirahat tapi tubuhmu tidak melakukannya dengan benar.
Tapi apa yang terjadi padaku benar-benar
berbeda. Aku sendiri yang tidak ingin tidur. Setiap hari aku selalu mencegah
diriku untuk tertidur bagaimanapun caranya. Entah itu dengan memakan cabai,
meminum kopi, melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, atau apa sajalah yang
penting aku tetap terjaga.
Rasa engganku untuk tidur bermula pada
suatu malam dingin. Saat itu aku masih bisa terlelap setiap malam. Tapi sebuah
mimpi buruk menetes dalam tidurku. Aku melihat diriku sedang berdiri di tepi
sebuah jalan raya. Tiba-tiba aku melihat sebuah mobil yang sangat besar melaju
cepat ke arahku. Sontak aku berteriak sekuat tenaga meminta diriku menyingkir.Tapi
diriku yang di sana tetap bergeming. Hingga aku melihat mobil besar itu oleng dan
menabrak sebuah besi panjang yang ditegakkan di atas tanah.
Aku terbangun dan langsung melompat
berdiri di atas lantai kamarku yang dingin menusuk. Keringat dingin membanjiri
sekujur tubuhku hingga piamaku kuyup. Mataku terbelalak lebar dan napasku
terengah-engah tak bisa diatur.
Sekuat tenaga aku mencoba melupakan mimpi
itu dan menganggapnya sebagai sekelumit penghias tidurku. Tapi aku gagal. Mimipi
itu terus membayangiku sepanjang sisa malam. Hingga akhirnya cahaya kekuningan
menembus jendela kamarku. Seolah memberitahuku bahwa pagi sudah menjelang.
Dengan langkah gontai, aku menuruni tangga
menuju ruang makan di lantai satu. Saat itulah aku mendengar kedua orang tuaku
tengah bercakap-cakap dengan ekspresi serius. Sayup-sayup aku mendengar mereka menyebut nama salah seorang tetangga
yang bekerja sebagai supir truk.
Entah mengapa, telingaku berkedut karena
merasa tertarik dengan berita ini.
“Apa yang terjadi, Ayah?” tanyaku dengan
perasaan takut sekaligus berani.
“Tetangga kita mengalami kecelakaan. Tadi
pagi truk yang dikendarainya oleng dan menabrak tiang listrik di pinggir
jalan.”
Angin dingin terasa menusuk di dalam
relung dadaku. Kejadian yang baru saja diceritakan ayahku... sepertinya... aku
pernah melihatnya. Tapi di mana? Tiba-tiba aku merasakan rahangku mengeras saat
aku teringat pada mimpi buruk yang membuatku terjaga semalaman. Kenapa bisa
seperti itu?
Malam itu, aku merasa kesulitan untuk
memejamkan mataku. Sekelebat cuplikan mimpi itu seakan menyatu dengan cerita
ayahku. Aku memeluk tubuhku sendiri yang gemetar. Hingga akhirnya aku tertidur
malam itu.
Tentu saja aku kembali melihat mimpi yang
lain malam itu. Aku merasakan kakiku yang telanjang sedang melangkah di atas
kumpulan kerikil tajam. Tapi entah mengapa aku tidak merasakan sakit apapun.
Kakiku terus melangkah tak tentu arah, membiarkan kerikil menggores kaki kecilku.
Hingga aku tiba di sebuah bangunan bertingkat yang tampak aneh bagiku.
Gedung berwarna putih dan sangat tinggi
menjulang ke langit. Di puncak gedung itu aku melihat sesuatu yang besar berkobar hingga aku bisa merasakan
hawa panas. Kobaran itu membuat gedung tersebut tampak seperti sebatang lilin
raksasa. Hawa panas yang menyengat kulitku, membuatku terbangun lagi malam itu.
benakku dipenuhi dengan segala macam kemungkinan mengerikan yang berhubungan
dengan mimpiku.
Benar saja. Pembawa berita pagi itu
menyampaikan sebuah peristiwa melalui layar televisi. Telah terjadi kebakaran
yang melahap habis sebuah gedung apartemen dalam satu malam. Aku ternganga saat
menonton berita itu. Cukup lama. Hingga sereal di mangkukku melebar karena
menyerap banyak susu.
Mungkinkah aku diberi anugerah untuk bisa melihat masa depan? Bulu kudukku meremang dan sekujur tubuhku gemetar. Aku sama sekali tidak menginginkan kemampuan mengerikan seperti ini!
Tentu saja aku ketakutan dan mencoba
mencari jalan keluar.
Tidur di malam hari merupakan latensi bagi
sebagian orang. Dan aku ingin mengubah hal itu. aku mencoba untuk tidur di
siang hari dan terjaga di malam hari.
Tapi mimpi-mimpi itu seperti tidak bisa
meninggalkanku sekalipun aku tidur di siang hari. Aku terduduk dengan segala
macam pikiran buruk yang menghantui. Matahari di luar sana begitu menyengat dan
membuatku menyadari satu hal. Tidak ada tempat bagiku untuk lari. Mimpi-mimpi
mengerikan itu akan terus berdatangan setiap kali aku membiarkan diriku terlelap.
Kau juga pasti pernah mengalaminya. Mimpi
di mana seekor monster menyerangmu secara membabi buta. Sementara kakimu yang
biasanya bisa melesat secepat kilat, terasa amat berat saat kau berada di alam
mimpi. Sekali pun itu mimpimu sendiri.
Apa kau tidak pernah memperhatikan kolong
tempat tidurmu? Mungkin saja monster mengerikan yang tadi malam hadir di mimpimu, sedang
menunggumu di bawah sana. Cakar-cakarnya yang berkilauan siap mengoyak tubuhmu
menjadi serpihan kecil saat kau asyik terlelap. Mungkin itu tidak akan terjadi
malam ini. Tapi mungkin saja di malam selanjutnya kau tak akan bisa bersembunyi
lagi.
Aku tahu jika suatu saat nanti aku pasti
akan tidur. Dan saat itu tiba, aku tidak akan bermimpi lagi. Karena sekali aku
menutup mata, itu berati untuk selamanya.
Dan jika kau tidur malam ini dan melihat mimpi, jangan pernah berjalan terlalu jauh. Jaga dirimu sendiri dari bayang-bayang mimpi yang menghantuimu dalam lelap. Atau kau akan tersesat dan tidak akan pernah bisa kembali. Selamanya.
Jadi, apa kau masih berani untuk
bermimpi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D