Jumat, 22 April 2016

Green Eyed Prolog

Akhirnya Rainbow of Love #3 sudah sampai prolog...
Happy Reading :)





Lelaki sialan!

Baru kali ini gadis itu menyadari bahwa seorang playboy yang pada akhirnya akan menjadi cinta sejatinya hanya ada di novel romantis yang sering ia baca. Harusnya ia menyadari bahwa ia tak akan mampu merubah tabiat buruk kekasihnya—ralat, mantan kekasihnya itu. ‘Cukup! Menangis tak akan ada gunanya!’ gumamnya pada diri sendiri.

Sudahlah!

Tak seharusnya gadis itu membiarkan air matanya berlinang membasahi wajahnya hingga merusak make up tipis yang terkesan natural di wajahnya. Ia terus menancap gas lebih dalam, melebihi batas kecepatan dalam kota, 60 km/jam. Jarum spidometer terus bergerak hingga menyentuh angka 95 km/jam. Perasaan geramnya pada bajingan yang mengkhianatinya membutakan matanya pada kecepatan yang telah ia tempuh, hingga sebuah mobil polisi yang mengikuti di belakangnya bergerak mendahuluinya dan meminta gadis itu untuk berhenti dengan isyarat tangan yang dikeluarkan dari jendela.

Celaka!  Umpat gadis itu dalam hati.

Gadis itu berpikir singkat dalam pikirannya yang kalut. Setelah polisi itu mengurangi kecepatan dan berjalan pelan di depan mobil gadis itu, ia mengerem mobilnya mendadak dan membelokkan setir mobilnya ke kanan, berharap bisa menghindari mobil polisi tersebut dan kabur layaknya tokoh film-film aksi Hollywood yang sering ditontonnya.

Brak!!!

Suara sesuatu menabrak bagian kanan mobil gadis itu tepat setelah terdengar decit ban beberapa detik sebelumnya. Semuanya terjadi begitu cepat saat kemudian mobil tersebut terbalik dan terseret beberapa meter dalam keadaan terbalik.

Gadis itu tercengang menatap mobil yang terus terseret jauh di depannya hingga terhenti saat menabrak sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Jantungnya seolah berhenti saat itu juga, tangannya gemetar ketika menyadari bahwa semua itu adalah salahnya.

Dengan cepat orang-orang berkerumun untuk melihat kecelakaan yang baru saja terjadi. Bahkan dua polisi yang tadi berada di depan gadis itu bergegas menuju mobil yang benar-benar telah hancur itu. Ini kesempatan besar untuknya.
  
Segera ia memindahkan gigi mobilnya dan melesat secepat yang ia mampu. Ia harus segera pergi sebelum siapapun menyadari perbuatannya.

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D