Surat ini pernah diikut sertakan dalam sebuah event yang diadakan untuk menyambut hari ibu.
Walaupun tidak terpilih, tapi semoga surat ini bisa disampaikan oleh tukang pos surga melalui doa. Aamiin.
Selamat hari ibu untuk semua ibu dan calon ibu di masa depan!
Have a nice day!
Malang, 28 November 2014
Mama,
Bagaimana kabarmu
di sana? Aku harap engkau selalu sehat dan bahagia.
Mama,
Engkau tahu anakmu
ini tidak pernah tahu rasanya patah hati. Namun di hari Selasa kelabu di bulan
Februari, ada rasa sakit yang terus terpatri. Jika teringat, air mata ini
mengalir tak mau berhenti.
Mama,
Aku tahu, terlalu banyak air mata yang mengalir dari
matamu hanya karena ulahku.
Aku tahu, lisan ini sering menggores hatimu dengan
kecewa.
Di balik semua itu, selalu senyum yang engkau tunjukkan
padaku.
Di balik semua itu, selalu kasih sayang yang engkau
berikan tanpa jeda.
Mama,
Kawanku pernah berkata, patah hati itu sangat sakit
rasanya. Kini aku tahu itu salah.
Kehilangan seorang ibu jauh lebih menyakitkan jiwa dan
raga.
Aku bagai manusia tanpa kepala. Dan semua orang tahu
betapa seramnya manusia yang hidup tanpa kepalanya.
Mama,
Kini air mataku selalu berlinang saat mengenang
kehadiranmu.
Kini air mataku selalu mengalir saat ku panjatkan doa
untukmu.
Kini air mataku selalu menetes di atas batu nisanmu.
Mama,
Begitu banyak cerita yang ingin ku bagi.
Begitu banyak rahasia yang belum ku akui.
Begitu banyak momen dalam hidup ini yang aku ingin engkau
menghadiri.
Begitu banyak kata maaf yang ingin ku sampaikan.
Begitu banyak rasa terima kasih yang ingin ku ucapkan.
Mama,
Aku bagai kapal yang kehilangan tujuan.
Diterpa angin dari kutub utara yang membekukan impian.
Aku tidak tahu pada siapa kemenangan dalam hidup harus
aku persembahkan.
Mama, kini aku ingin bertanya,
Apa engkau bahagia memiliki aku sebagai anakmu?
Apa engkau menyesal saat aku pernah membuatmu malu?
Mama,
Aku tahu engkau tidak bisa lagi menjawabnya, atau mungkin
aku yang tidak dapat mendengarnya. Tapi aku ingin engkau bahagia di sana,
menjadi salah satu bidadari di surga.
Hanya
penyesalan yang tersisa,
Engkau
kini telah tiada.
Lilin
kehidupanku terasa meredup,
Lemah
seperti sedang ditiup.
Engkau
tak akan tergantikan.
Namamu
selalu tersimpan dalam kenangan,
Aku
menyayangimu, Mama.
Dari
anakmu yang merindukanmu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan untuk menuliskan komentar ya.
Karena itu merupakan penyemangat untuk kami terus menulis.
Selamat membaca :D